Berikut ini ada beberapa contoh pantun, peribahasa, dan pantun peribahasa yang umum atau lazim dikenal baik di Indonesia atau pun Nusantara luas (melayu). Baiklah semoga bermanfaat ya.
Berakit-rakit ke hulu,
Berenang-renang ke tepian,
Bersakit-sakit dahulu,
Bersenang-senang kemudian.
Kalau ada sumur di ladang,
Boleh kita menumpang mandi,
Kalau ada umur panjang,
Boleh kita berjumpa lagi.
Lain ladang lain belalang,
Lain lubuk lain ikannya.
(Setiap daerah punya ciri masing-masing,
Setiap orang punya karakter sendiri-sendiri)
Ibarat ilmu padi,
makin tua makin merunduk.
(Semakin tua, semakin berilmu semakin rendah hati,
tidak sombong atau membanggakan diri)
Tua-tua keladi,
Makin tua makin menjadi.
(Semakin tua semakin hebat atau Semakin tua semakin sangar)
Pisang emas bawa berlayar,
Masak sebiji di atas peti,
Hutang emas dapat dibayar,
Hutang budi di bawa mati.
Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
(Sedikit cela/aib yang akan menutupi banyak kebaikan)
Panas setahun, dibalas hujan sehari.
(Kebaikan yang begitu banyak, hilang karena suatu kejelekan/aib yang sedikit)
Air susu dibalas dengan air tuba.
(Kebaikan dibalas dengan keburukan)
Dimana bumi dipijak,
Disitu langit dijunjung.
(Dimanapun kita tinggal,
Jadilah kita berguna disana)
Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.
Kacang lupa dengan kulitnya.
Ringan sama dijinjing,
Berat sama dipikul.
(Susah dan senang, apapun beban hidupnya, dijalani bersama)
Bagai pinang dibelah dua.
(Dua orang yang mirip sekali)
Buruk muka cermin dibelah.
(Karena salah sendiri, tapi menyalahkan orang lain/keadaan)
Tiada gading yang tak retak.
(Tidak ada manusia yang sempurna)
Berguru kepalang ajar,
Bagai bunga kembang tak jadi,
Jangan salah dalam belajar,
Nanti menyesal di kemudian hari.
Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.
Rajin pangkal pandai,
Hemat pangkal kaya.
Air beriak tanda tak dalam.
(Orang yang banyak bicara/banyak gaya,
biasanya ilmunya/kemampuannya sedikit)
Bagai katak dalam tempurung.
(Orang yang kurang wawasan)
Bagai burung dalam sangkar.
(Orang yang hidupnya serba dibatasi/dikekang/ tidak bebas)
Cepat kaki, ringan tangan.
Habis manis sepah dibuang.
(Orang yang dimanfaatkan keunggulannya,
setelah tinggal minusnya lalu ditinggalkan)
Kuman di seberang lautan tampak,
Gajah di pelupuk mata tak tampak.
(Kesalahan/aib orang lain yang sangat kecil atau remeh tapi biasanya lebih kelihatan,
atau nampak. Sedangkan kesalahan/aib diri sendiri yang besar dan dekat dengan pelakunya,
yaitu diri sendiri, tapi biasanya lebih tidak keliatan atau lebih tidak nampak)
Pucuk dicinta, ulam pun tiba.
Patah/hilang satu, tumbuh seribu.
(Kehilangan sesuatu yang sedikit, tapi mendapat ganti yang sangat banyak)
Gambar : karya tulis/karya sastra (sumber image: pixabay)
Komentar
Posting Komentar