Langsung ke konten utama

Featured Post

Syi'iran Do'a Puji-pujian Ya Hayyu Ya Qayyum beserta Artinya

 Berikut ini adalah syi'iran lirik do'a Puji-pujian Ya Hayyu Ya Qayyum (ya Hayyu Ya qoyyum) dilengkapi dengan artinya. Silahkan disimak ya, semoga bermanfaat.   Ya Hayyu Ya Qayyum   Ya Hayyu Ya Qayyum   Ya Hayyu Ya Qayyum   Laa ilahailla anta  Subhanaka inni kuntu minadz dzolimin   Ya Hayyu Ya Qayyum (Wahai Rabb Yang Maha Hidup, Wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri, "tidak butuh segala sesuatu")   Laa ilahaila anta (Tidak ada Tuhan kecuali Engkau Ya Allah)   Subhanaka ini  kuntu minadz dzolimin (Maha Suci Engkau, sungguh aku ini termasuk orang-orang yang dzolim/zalim) #astaghfirullah #Subhanallah #walhamdulillah #walaailahaillallah #wallohuakbar #laahaulawalaaquwwataillabillah

Aneka Pantun dan Peribahasa Indonesia (Nusantara)

Berikut ini ada beberapa contoh pantun, peribahasa, dan pantun peribahasa yang umum atau lazim dikenal baik di Indonesia atau pun Nusantara luas (melayu). Baiklah semoga bermanfaat ya.


Berakit-rakit ke hulu,

Berenang-renang ke tepian,

Bersakit-sakit dahulu,

Bersenang-senang kemudian.


Kalau ada sumur di ladang,

Boleh kita menumpang mandi,

Kalau ada umur panjang,

Boleh kita berjumpa lagi.


Lain ladang lain belalang,

Lain lubuk lain ikannya.

(Setiap daerah punya ciri masing-masing, 

Setiap orang punya karakter sendiri-sendiri)


Ibarat ilmu padi,

makin tua makin merunduk.

(Semakin tua, semakin berilmu semakin rendah hati,

tidak sombong atau membanggakan diri)


Tua-tua keladi,

Makin tua makin menjadi.

(Semakin tua semakin hebat atau Semakin tua semakin sangar)


Pisang emas bawa berlayar,

Masak sebiji di atas peti,

Hutang emas dapat dibayar,

Hutang budi di bawa mati.


Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.

(Sedikit cela/aib yang akan menutupi banyak kebaikan)


Panas setahun, dibalas hujan sehari.

(Kebaikan yang begitu banyak, hilang karena suatu kejelekan/aib yang sedikit)


Air susu dibalas dengan air tuba. 

(Kebaikan dibalas dengan keburukan)


Dimana bumi dipijak,

Disitu langit dijunjung.

(Dimanapun kita tinggal,

Jadilah kita berguna disana)


Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.


Kacang lupa dengan kulitnya.


Ringan sama dijinjing,

Berat sama dipikul.

(Susah dan senang, apapun beban hidupnya, dijalani bersama)


Bagai pinang dibelah dua.

(Dua orang yang mirip sekali)


Buruk muka cermin dibelah.

(Karena salah sendiri, tapi menyalahkan orang lain/keadaan)


Tiada gading yang tak retak.

(Tidak ada manusia yang sempurna)


Berguru kepalang ajar,

Bagai bunga kembang tak jadi,

Jangan salah dalam belajar,

Nanti menyesal di kemudian hari.


Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit.


Rajin pangkal pandai,

Hemat pangkal kaya.


Air beriak tanda tak dalam.

(Orang yang banyak bicara/banyak gaya,

biasanya ilmunya/kemampuannya sedikit)


Bagai katak dalam tempurung.

(Orang yang kurang wawasan)


Bagai burung dalam sangkar.

(Orang yang hidupnya serba dibatasi/dikekang/ tidak bebas)


Cepat kaki, ringan tangan.


Habis manis sepah dibuang.

(Orang yang dimanfaatkan keunggulannya,

setelah tinggal minusnya lalu ditinggalkan)


Kuman di seberang lautan tampak,

Gajah di pelupuk mata tak tampak.

(Kesalahan/aib orang lain yang sangat kecil atau remeh tapi biasanya lebih kelihatan,

atau nampak. Sedangkan kesalahan/aib diri sendiri yang besar dan dekat dengan pelakunya,

yaitu diri sendiri, tapi biasanya lebih tidak keliatan atau lebih tidak nampak)


Pucuk dicinta, ulam pun tiba.


Patah/hilang satu, tumbuh seribu.

(Kehilangan sesuatu yang sedikit, tapi mendapat ganti yang sangat banyak)


Gambar : karya tulis/karya sastra (sumber image: pixabay) 


Komentar

Artikel Populer

Langit yang Bertabur Bintang (Sebuah Puisi)

 Inilah puisi tentang Keindahan Alam yang berjudul "Langit yang Bertabur Bintang": "Langit yang Bertabur Bintang" (Sebuah Puisi) Langit malam,, gelap dan dalam, Bertabur bintang, seperti permata yang berkilau, Cahaya mereka, memancar ke bumi,, Menerangi jalan, bagi mereka yang berjalan. Bintang-bintang, seperti sahabat yang setia, Menemani malam, dengan cahaya yang lembut,, Mereka berbicara, dengan bahasa yang sunyi , Mengisahkan cerita, tentang keindahan alam semesta . Langit malam, seperti kanvas yang luas, Bertabur bintang, seperti lukisan yang indah , Cahaya mereka, memancar ke hati, Mengisahkan keindahan, tentang cinta yang abadi.   Terima kasih. Semoga bermanfaat dan menghibur.

Syi'iran Do'a Puji-pujian Ya Hayyu Ya Qayyum beserta Artinya

 Berikut ini adalah syi'iran lirik do'a Puji-pujian Ya Hayyu Ya Qayyum (ya Hayyu Ya qoyyum) dilengkapi dengan artinya. Silahkan disimak ya, semoga bermanfaat.   Ya Hayyu Ya Qayyum   Ya Hayyu Ya Qayyum   Ya Hayyu Ya Qayyum   Laa ilahailla anta  Subhanaka inni kuntu minadz dzolimin   Ya Hayyu Ya Qayyum (Wahai Rabb Yang Maha Hidup, Wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri, "tidak butuh segala sesuatu")   Laa ilahaila anta (Tidak ada Tuhan kecuali Engkau Ya Allah)   Subhanaka ini  kuntu minadz dzolimin (Maha Suci Engkau, sungguh aku ini termasuk orang-orang yang dzolim/zalim) #astaghfirullah #Subhanallah #walhamdulillah #walaailahaillallah #wallohuakbar #laahaulawalaaquwwataillabillah

Padi yang Menguning (Sebuah Puisi)

 Sebuah Puisi Berbahasa Indonesia: Padi yang Menguning  Kami sajikan sebuah puisi alam dan kehidupan tentang "padi yang menguning". Semoga menghibur, semoga bermanfaat. Padi yang Menguning  Padi yang menguning di hamparan sawah,,  Angin berbisik lembut, membelai lembut setiap batangnya. Dari tanah yang subur, tumbuh harapan,, Butir-butir emas menanti panen yang datang. Warna kuningnya seperti cahaya mentari ,, Cermin kerja keras dan kesabaran petani. Setiap helai yang melengkung, penuh cerita,, Perjuangan di tengah terik dan hujan yang mengguyur tanah. Di balik setiap butir yang menguning,, Ada doa yang tak pernah putus ,, Semoga berlimpah hasil yang diberkahi,, Untuk keluarga dan negeri yang dicintai. *Info lainnya:  Hiburan dan Cuan

Puisi: Ramadhan

  Berikut ini adalah sebuah Puisi berjudul: Ramadhan. Semoga bisa bermanfaat dan menghibur. Ramadhan (Sebuah Puisi) Ramadhan datang mengetuk hati, Menyapa jiwa dengan cahaya suci, Dalam sunyi, doa terlantun, Dalam lapar, iman dituntun. Mentari pagi menyapa lembut, Menemani langkah yang semakin khusyuk, Menahan haus, menahan dahaga, Demi cinta pada Sang Pencipta. Senja merona, adzan berkumandang, Buka puasa penuh kebahagiaan, Nikmatnya bukan hanya rasa, Tapi berkah yang turun dari-Nya. Wahai Ramadhan, bulan yang mulia, Hadirmu membawa damai di dada. Semoga setiap detik dan langkah, Menjadi berkah yang tak terpisah.

Pemanasan Global : Cinta dan Harapan

 Pemanasan Global : Cinta dan Harapan Di dunia yang terik, bumi merayap pelan, Pemanasan global, ancaman yang nyata, Gletser mencair, lautan naik tanpa henti, Mengubah dunia, seiring waktu berlalu. Hutan terbakar, tanah tandus terbentang, Kehidupan terancam, ekosistem berubah, Kita sebagai penjaga, harus peduli dan bertindak, Untuk memelihara bumi, sebelum terlambat. Biarlah kita bersatu, menjaga alam yang indah, Mengurangi emisi, beralih ke energi bersih, Pemanasan global, tantangan bagi kita semua, Agar dunia ini lestari, kita harus berbuat. Bersama kita melangkah, merangkul perubahan, Untuk anak cucu, dan masa depan yang cerah, Pemanasan global, pesan yang harus kita terima, Agar bumi ini abadi, dalam cinta dan harmoni. Sumber gambar : detikcom Sumber: internet